Sensitif


Sensitif.....
Saudaraku....kenapa hatiku terlalu sensisitif dengan ucapanmu yang tak lagi ahsan, bercanda tak peduli dengan batas, kau samakan yang besar dengan yang  sebaya,  bahkan dengan yang kecil, rasa hormat bertutur kata seakan hilang oleh rasa tenang tampa teguran, merasa benar saja apa yang terlaku, kau libas saja dengan lisan-lisan yang kau anggap itu hanya canda, ku tampak baik-baik saja di depanmu, namun hati ini tergores luka karena kau sewenang-wenang pada hatiku nan sensitif ini, aku diam hanya untuk menjaga agar kau tak sakit hati, ku tak mau kau merasakan apa yang kurasakan. Saudaraku......hati-hatilah dengan lisan yang tak bertuan itu, jangan sampai itulah yang akan membuatmu menjadi orang yang paling merugi didunia dan di akhirat karena telah menyakiti hati yang sensitif ini dengan tak sengaja....
Sensitif
Saudaraku kulihat kau begitu rajin beribadah, kau bertahajut, membaca alQuran, shalat dengan Khusyuk, bertanggung  jawab dengan pekerjaanmu, amanah, tidak pelit, punya sifat terpuji,  namun kenapa kau tak  ajak aku agar menjadi sepertimu, begitu hinakah aku sehingga tak pantas merasakan kenikmatan ibadah yang kau rasakan itu. Saudaraku hati ini sangat sensitif, entah kenapa aku mulai diganggu Syetan, membisikkan agar aku membencimu, karena tak nasehati aku, agar tak menghiraukanmu lagi karena kau juga tak mempedulikan aku, aku kecewa saudaraku. Hm...ya sudahlah....toh nanti amal dihitung masing-masing Kok....!!! kenapa harus pusing.....??? Aku akan bermain sendiri diatas dunia ini...Hm...BEBAS...itukah yang kau inginkan saudaraku?? Aku makin terpuruk dalam kelalaian dosa, karena kau tak mencoba membantuku dengan ucapan-ucapan nasihatmu.
Sensitif...
Saudaraku...aku bukannya tak mau menasehatimu, aku hanya terlalu sensitif dan mudah menyerah, ku coba nasehati sekali, namun kau tidak mengacuhkanku, atau malah membantahku, hatiku kesal, dan tak mau lagi berurusan denganmu lagi....hatiku nan sensitif ini merasa kecewa dengan apa yang kau lakukan, betapa aku hanya ingin mengingatkanku agar menjadi lebih baik, walaupun aku bukan orang yang pandai menasehati, mencoba saja harus ku paksakan, karena aku menyayangimu, aku ingin kita merasakan nikmat itu bersama-sama hanya itu. Saudaraku, kita semua sangat haus dengan untaian kata, teguran, peringatan yang merasuk dan mengesankan hati. Betapa ku ingin kau tersadar dari kelalaianmu, ku kuatkan diri untuk merengkuhmu, namun kau tampak sombong...tak juga peka...kenapa masih ada seribu alasan yang membuatku tak bernyali lagi menasehatimu.....aku jadi lemah....aku hanya dapat mendoakanmu, hati nan sensitif ini begitu lemah, mohon kuatkan aku dengan senyummu ketika aku menasehatimu...saudaraku. “Sesungguhnya aku tidak bertanggungjawab terhadap apa yang kamu kerjakan” Q.S Asy-Syura, 216. Namun aku berkewajiban menasehatimu, Ku rasakan ini begitu berat, karena kau tak juga memperingan kewajibanku ini, aku hanya bisa mendoakan dalam hati nan lemah ini.
Sensisitif
Hm....aku punya kesensitifan di indra penciumanku, aku tidak akan bisa konsentrasi jika telah mencium bau yang tidak sedap, apalagi bau yang keluar dari tubuh, sampah tambah lagi bangkai..Buekkk..., Afwan saudaraku, bukan bermakhsud menyakitimu, namun beginilah aku, aku tak bisa sepertimu yang tahan dan tidak sensitif, ku hanya ingin sesuatu yang teratur, rapi, bersih, dan udara yang segar, hanya itu, Bisakah kau bantu aku mewujudkan suasana itu?, agar aku tidak terzalimi, dan setiap orang tentulah suka kebersihan. Setiap orang punya kelemahan, aku tak memungkirinya itu, Saudaraku...untuk kesensitifanku ini, kuharap kita bisa bekerjasama, tak ada salahnya kan, kita sama-sama membersihkan diri kita, tempat kita, pakaian kita, dari hal-hal yang mengundang kesensitifanku itu....untuk tips-tipsnya ku yakin kita semua banyak dapat informasi dari media, marilah kita wujudkan kenyamanan yang penuh dengan kesegaran itu, agar hati dan jiwa kita sehat. Cayoo saudaraku...

Keep Hamasah Para Pejuang Dakwah

Bissmillahirrahmanirrahim....
Ikhwafillah....Rahimakumullah...
Surga meminta tebusan yang tak murah. Kesadaran yang tinggi. Amal yang besar. Keberanian yang tak kenal gentar. Dan lebih dari segalanya, surga meminta ketakutan dan cinta kita pada Tuhan Semesta Alam. Siapkah Kita Meraihnya???
Ikhwafillah.....perjuangan Dakwah Kampus ini sekarang sedang berada di masamu, masa yang meminta kaulah yang menjadi Sang Generator itu, Generator penggerak, hal itu berarti kau harus memiliki kemampuan lebih dan pengorbanan lebih untuk bisa menjadi seorang penggerak yang akan membingkai kebangkitan Dakwah yang berkelanjutan.
Ikhwafillah....apa yang kita alami saat ini, sesungguhnya adalah hasil dari rentetan keputusan dan peristiwa pada masa sebelumnya, kita menjadi seorang ADK tidak lepas dari perjuangan para pendahulu kita, dan sekarang apa yang kita lakukan adalah cermin atas apa yang akan kita lukis untuk dakwah kampus ini pada generasi selanjutnya....Ya Allah....janganlah jadikan kami generasi yang memutus estafet perjuangan dakwah ini, karena keengganan dan kemalasan kami.
Ikhwafillah....
Sadarkah kita, kalau dakwah ini begitu manis, semanis madu yang sedang dicicipi oleh para Bidadari Surga disana. Dimana lagi kita temukan Ukhuwah yang indah ini, berkumpul dalam majelis, membicarakan strategi dan pemecahan masalah dakwah di kampus....Wahai Ikhwafillah...jalan ini adalah jalan para Nabi dan Rasul, Jalan satu-satunya yang Di Ridhoi oleh Sang Maha Pencipta, Allah azza wa Jallah, kenapa kita masih berleha-leha, dan lalai dalam kelalaian yang terus melalaikan kita.
Ikhwafillah....bersemangatlah.....buktikanlah bahwa kitalah generasi Rabbani yang ditunggu-tunggu bangsa ini, kompleks peradaban islami sedang dipersiapkan Allah untuk kita, namun Allah tidak akan berikan itu secara instan...ikhtiar dan Doa adalah kunci menuju peradaban itu, sejarah itu berulang, Suatu hari nanti Islam PASTI kembali berjaya...jangan bersedih...jika kita tak bisa menikmatinya nanti, namun tersenyumlah...karena generasi kita akan mencicipinya....Laa tahzan wa laa takhaf innallaha ma’ana, wallahua akbar.
Ikhwafillah...
Ketahuilah bahwa kelelahan, keletihan dan kekecewaan adalah tabiat jalan ini. Mengemban tugas dakwah ini adalah keniscayaan bagi kita, Allah telah memilihmu, dan masih bisakah kau bicara “Aku Tidak Sanggup” janganlah menghindar lagi...lakukan sesuai dengan mampumu, Allah senantiasa mengawasi hambanya, jadi jangan bersedih jika amalmu yang sekarang belum mendapatkan balasan kesenangan oleh Allah. Ingatlah janji Allah SWT akan syurga bagi hambanya yang bertakwa.
Allah menyukai orang-orang yang “SEDIKIT”, dan Rasullullah menyukai orang yang “TERASING”
Note: There is difference between knowing the path and walking the path.