BERDUKA DAN BERSUKA RIA

Bismillahirrahmanirrahim
Pagi itu aku di panggil oleh adikku yang nomor dua, dengan tangis ia berusaha menyampaikan sesuatu kepadaku. Ternyata ada masalah lagi di rumah, Papaku tersayang terkena syndrom lagi :( Maklum Papa semenjak kepergian adikku yang no 3 ia sangat sensitif sekali, kalo bicara dengannya harus hati-hati, walaupun kalo logikanya papaku sudah keterlaluan, tapi mau gimana lagi, dia Papaku yang akan kujaga dan kubela, Kehidupan yang buat Papa seperti itu, sabar yah Papa, takkan lama lagi aku akan bawa kalian semua keluar dari kesulitan-kesulitan itu.
"Unni, Appa mau beli motor bekas, harganya 8,5 jutaan, Papa mau ambil uang simpanan keluarga di bank" Isak adikku.
"Apa....kok bisa?" Suaraku masih stabil "Buat Apa beli motor? kan motor lama masih ada" Lanjutku
"Entahlah, kapatang Apa tu basuo jo kawannyo, tu pulang-pulang bantuak itu se keceknyo lai" Lanjut adikku. Hmm..aku amat tahu sekali Papaku, kadang ia melakukan sesuatu karena emosi saja, mungkin saja telah terjadi klas dengan mama hingga Papa berlaku seperti itu. Ku pinta adikku untuk kembali menelponku kalau Papa sudah datang. Selang beberapa waktu, akhirnya Papaku datang dan adikku memberikan telpon padanya.
"Assalamualaikum" Suara khas Papa terdengar bersemangat, aku senang kalo dia bahagia begitu.
"Waalaikumussalam Pa, apo kabar Appa" lanjutku bersemangat pula
"Apa nio bali honda, sabanta lai punyo honda baru " pamer Papa.
"Wah, Papa beli honda jo Sia?? lai untuk perempuan Pa, jan nan model Supra X apa tu ndak, susah vio pakainyo dek pakai rok hehe" Pancingku.
"Iyo model tu, Apa bali seken jo pak etek Juni" Lanjut Papaku.
"Hah?? seken? kok model tu ndak usahlah Apa beli Pa, kok seken Vio ndak mau do Pa, biarlah kredit" Lanjutku
"Bialah pokoe den bali" lanjut Papa bersikeras
"Pa..Vio jo adiak ka nyambuang sekolah Pa, masih banyak nan harus di prioritaskan, kalo ndak ado tabungan, ntar kepepet Apa kan tahu baa resikonyo, ndak ado urang nan nio pinjamkan, tolonglah Pa, ndak usah dibeli dulu motor itu, kami ndak paralu motor do Pa, kami nio sekolah, kok ka bali motor, biarlah kami nanti cari akal, ndak usah Apa bali yo, tabuang sajo uang tu yo Pa, untuk jaga-jaga" Aku sudah tak bisa menahan tangis.
"Baa ka baa nyo ka den bali jo nyo, terserah kalian, manga den di atur2" Suaranya mulai keras, ia marah padaku.
"Bukan mengatur Pa, Vio tahu Apa dek kasihan tu nyo mah, bukan butuh, Apa ingatlah anak-anak Apa ko Pa, kami semua perempuan, Appa lah caliak surang mah, patang apa bali motor seken lo, kiro ndak tapakai kan, ujung2nyo dijual baliak malah rugi, Apa bali Hp gitu lo, bali nan seken tu mending ndak usah Pa, tolong yo Pa, ndak usah bali kini motor tu yo Pa" Suaraku menghiba sambil terisak, aku memang nggak tahan kalo sudah seperti itu, aku ndak bisa marah sampai mata melotot itu, palingan marahku hanya menangis.
"Terserah kalian lah, den alah kasih DP" lanjutnya mematikan telponku.

Bumi seakan gelap gulita, hatiku hancur, yang aku pikirkan hanya Mama dan adik-adikku, namun aku tak ingin keluargaku pecah hanya karena ujian ini, apapun yang terjadi aku harus punya keluarga yang utuh. Mungkin saja Papa lagi sensitif. Ku telpon adikku, ku minta ia menyembunyikan buku tabungan itu, biar Papa tak bisa ambil uangnya. Alhamdulillah buku tabungan itu belum dibawanya, jadi aman sampai aku pulang dan berbicara langsung pada Papaku tersayang. Aku langsung pulang hari jumat itu juga, padahal aku harus ngisi Shake Party team aku di hari Sabtu, But family aku jauh lebih penting dari apapun. Bahkan aku lupa dengan jadwalku hari itu, dalam pikiranku aku HARUS PULANG.

Kepulanganpun ada ajah ujiannya, solar habis dan aku harus pindah Bus, masya Allah dempet2 macam sarden, Oke nikmatin ajah, yang penting aku sampai rumahku. 4 jam aku diperjalanan, alhamdulillah aku sampai juga. Di rumah kutemui Mama yang lagi jagain motor2 yang parkir ^_^. Kulihat wajahnya makin kurus karena memikirkan aku dan adik-adik. Yups sejak aku masuk kuliah Mama adalah sosok yang support aku untuk lanjutkan sekolah. Ku peluk dia dengan menyembunyikan sedihku, seperti tak terjadi apa-apa, ku pergi ke kamar meletakkan barang yang ku bawa dari Padang.

Adikku langsung ngomel melepaskan semua kesalnya atas sikap Papa yang tiba-tiba sensitif dan melakukan hal yang tak seharusnya dilakukan itu. Ku coba berikan pengertian kepada adiiku, ia emang agak jutek, tapi hatinya baik banget kok. Mungkin Papa tersinggung dengan cara bicara adik dan Mamaku, yah maklumlah kalo perempuan sudah lelah, suka nggak terkontrol bicaranya, nah disaat ini harus ada yang netral. Malam itu aku bicara dari hati ke hati dengan Papa, subhanallah, berkat doa siapa, Papa hanya diam saja, tidak seperti siang tadi, ku ungkapkan semua keingananku dan apa yang harus dilakukan Papa kedepanya.

Singkat cerita, Papa tidak jadi beli motor seken itu dan mau tahu nggak jawaban ujianku itu???
Jadi setelah selesaikan masalah itu, aku malah gencar bagi flyer di kampung, dan aku dapat 2 orang yang join. Woww....dan ketika aku bilang Papa "Pa kita buat rumah sehat yuk" Ajakku karena warungku itu udah hampir mati, abis modal karena sekolah aku dan adik2 wkkwkwk...

"Bisa saja, mana uangnya buat renovasi" tantang Papa.
"Oke, berapa yang Papa butuhkan?" lanjutku
"Untuk triplek saja 300 ribu, cat 100 rb" lanjut Papa, itu diluar ongkos tukang, soalnya Papaku kan mantan tukang bangunan, so GRATIS tenanganya.
"Ok, Deal " Aku makin bersemangat, otomatis aku akan segera dapat support kedua orang tuaku di herbalife, tak sia-sia aku bertahan sejauh ini ya Allah.
"Mama dan Papa akan jadi presiden team aku, itu azzamku" Bathinku membayangkan apa yang akan terjadi dikampungku kedepannya.
Dengan adanya Mama dan Papa di kampung yang paham, nanti akan mudahkan aku mengembangkan bisnisku, aku bisa mobile kmana buat membina team aku, aku juga bisa kuliah dengan baik nantinya hheh.

Luar Biasa, Ternyata ketika kita bermimpi, Allah tak langsung berikan, tapi Di uji dulu, Ohoo rupane Allah punya rencana terbaik dibalik problem rumah tanggaku. Dan kamipun merayakan hari Ibu dimalam itu sekeluarga, Mama masak banyak, program diet aku berantakan wkwkwk...tapi nggak apa, udah langsing kok wkkwwkk....Ya Allah jagalah ikatan Cinta antara keluargaku Ya Allah. kado special buat Mama dimalam itu, kami patungan belikan Kasur Santai hihihi, buat apa?? Soalnya kalo aku pulang biasanya adikku yang bungsu harus tidur beralas tikar karena kamar kami sempit ckkckc....Kini aku dan adik-adikku malah berebut mau tidur dibawah pake kasur baru wkwkwkwk....indahnya kalo bergelut macam nih, ingat masa kecil.

"Ndak usahlah" Ujar Papa saatku buktikan keseriusanku untuk punya Rumah Sehat di kampung. Ku berikan biaya perbaikan yang diminta Papa. Namun Papa justru menanyakan "Apakah aku ada uang belanja" Ku lihat matanya berkaca-kaca, ia tak tega menerima uangku. Inilah Papaku yang asli, lelaki luar biasa yang sangat mencintai keluarganya, apalagi kami anak-anaknya. Meskipun kadang-kadang Papa tiba-tiba jadi palsu karena masalahnya ehhe...tapi sebenarnya Papaku sangat baik, kalo nggak baik mana mungkin aku dan adik-adikku bisa sampai seperti saat ini.
"Eh, aman tu Pa, soal uang belanja, Vio kan udah punya gaji dari herbalife, saat ini Papa itu patner kerjaku, So harus transparan hehe" lanjutku gokil.
"Barek Apa manarimonyo...yo lae ado balanjo" Ulangnya lagi. Aku juga rasakan apa yang dirasakan Papaku tersayang, aku tahu ia lagi berhemat-hemat buat biaya hidup kami, lagian aku masih punya tabungan kok, untuk cari uang, bisalah itu, aku akan kerja ekstra untuk itu, lagian aku tak harus repotkan mereka lagi soal biaya hidupku,
"Oke Ppaa, minggu depan, sudah siap yah Rumah Sehat Buat Vhio" Sambungku menekankan, aku sangat senang kalo Papa selesaikan rumah sehat itu.

CEKLIS Impianku PUNYA RUMAH SEHAT akan segera terwujud, Pun masih kecil dan Sederhana ^_^
Terima Kasih Ya Allah, Keluargaku sangat luar biasa bukan, selalu berikan aku kesempatan untuk jadi kuat. Moga berkah dan nanti Papa bisa kubelikan Mobil cailahhhhh udah ngimpi lagi gue hihihihi

Impianku selanjunya adalah aku jadi Active World Team di Bulan Juli 2013
Mama dan Papaku jadi supervisor di tahun 2013 ini juga
September aku bisa lanjutkan Study lagi, Aaamin Ya Allah.
Allahu Akbar.
By Si Gadis Bersayap Langit